Ada cerita menarik yang ingin saya ceritakan dalam tulisan ini. Malam Sabtu kemarin (15/08/08) saya bersama sahabat-sahabat lagi diskusi kultural di warung kopi (WARKOP) lesehan milik seorang sahabat. Ada sekitar 5 sampai 7 orang yang terlibat dalam forum itu. Kebetulan, WARKOP yang kami tempati terdapat fasilitas televisi. Sehingga di sela-sela diskusi berlangsung, mata kami sempat mencuri perhatian ke televisi. Kebetulan ketika itu ada acara kontes Putri Indonesia 2008. Tentu kita tahu bahwa pengikutnya cewek-cewek sembloheh gitu deh..he..he
Curi-curi pandang.....Begitulah kiranya aksi yang dilakukan peserta diskusi. Saya sempat berfikir: Ternyata perempuan mampu menghentikan semangat untuk belajar. Padahal itu hanya sekedar gambar (visual) saja. Kenapa para kaum adam masih terobsesi untuk menontonnya ya...
Semangat untuk mempertajam nalar intelektual sempat terganggu dengan aksi para kontestan Putri Indonesia itu. Bagaimana nalar kritis bisa terasah, ketika para kaum muda seperti kami masih mementingkan tontonan 'naif'', dari pada melacak realitas dengan kritis?hehe
Konstruk media massa atas kecantikan perempuan, memang strategis untuk membentuk kesadaran kaum adam seperti kami. Saya tidak yakin, ketika kontestan Putri Indonesia terdiri dari orang-orang seperti omas dapat memancing lirikan mata kami seperti halnya yang terjadi pada waktu kemarin.
Artinya, kaum adam saat ini memaknai kecantikan dengan kriteria fisik yang sama seperti halnya Luna Maya (kulit putih, rambut lurus, dll). Betapa kuasanya media mengendalikan kesadaran umat manusia. Begitulah kaum Kapitalis memainkan strateginya.